mustika alam

mustika alam

AMALAN AJI BAYU BAJRA


10.32 | , , , , ,

“Pamuji rahayu..

Sekitar tahun 80-an di kawasan selatan gunung Semeru, perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang, Jatim di hutan lindung yang lebat masih banyak menjumpai orang-orang yang memiliki ilmu Aji Bayu Bajra. Mereka pating gleber seperti burung. Hinggap (Menclok) dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Persis seperti di film-film silat. Yang membedakan adalah saat kita dekati, mereka akan menjauh dan sama sekali tidak ingin identitasnya diungkap.

Suatu ketika dalam sebuah maneges, saya menjumpai seseorang pemilik ajian bayu bajra di wilayah itu. Duduk bersila di sebuah batu besar di tengah sungai mengalir gemericik. Saya mencoba menyapanya dengan salam. Dia tidak menjawab. Baru ketika saya mencoba untuk menggunakan bahasa tubuh yang artinya bahwa saya ingin bercakap-cakap dengannya, maka dia akhirnya memberi isyarat. Jari telunjuknya ditempatkan di depan mulut. Matanya memandang santun dan lembut mata saya. Sebuah sorotan yang sejuk namun tegas dan berdaya.

Batin saya langsung membaca ini orang waskita yang tidak sembarangan: dia sedang maneges kepada Gusti. Belum sempat saya meneruskan komunikasi dengan bahasa tubuh yang lain, dia langsung meloncat ke sebuah pohon yang rimbun dan meneruskan melompat ke pohon yang lain. Hingga akhirnya hanya gerakan-gerakan dedaunannya saja yang terlihat. Orang waskita itu pun menghilang.

Saya hanya berujar: Selamat jalan, hamba Gusti Allah yang waskita ….

Orang yang bisa terbang atau meloncat dari dahan yang satu ke dahan yang lain ini bagi para leluhur tanah Jawa adalah soal yang mudah. Gaya hidup keseharian para leluhur yang dekat bahkan menyatu dengan alam membuat mereka mampu menemukan ilmu-ilmu/ajian-ajian yang beraneka rupa. Hobi para leluhur yang gentur olah rasa/batin, menggunakan ilmu titen untuk membaca fenomena alam dan gemar mempersatukan diri dengan semua jenis kekuatan (fisik dan metafisik) membuat mereka digdaya.

Para leluhur tidak perlu membeli handphone dan SMS untuk menghubungi para sedulurnya. Mereka juga tidak bisa menggunakan email atau facebook untuk saling curhat. Dari keterpisahan jarak dan waktu, mereka menggunakan kemampuan intuisi untuk saling berkomunikasi (orang sekarang menyebut telepati). Namun, bila dirasa sangat urgen untuk bertemu dengan sedulurnya, mereka akan berjalan kaki atau menggunakan kuda sebagai alat transportasi. Segelintir leluhur lain yang waskita akan menggunakan ajian Sapu Jagad dan Bayu Bajra untuk bepergian jarak jauh.

Aji Bayu Bajra mensyaratkan agar penggunanya sudah memiliki kedewasaan mental spiritual. Ia haruslah orang yang sudah “berumur” dan tidak ingin menonjolkan diri lagi di depan publik. Dia sepi ing pamrih rame ing gawe. Tubuh fisiknya bisa seringan kapas karena dia tidak lagi diliputi nafsu keduniawian sedikitpun sehingga yang ada dalam hidupnya hanyalah menunggu titah-Nya saja. Jiwa yang masih “berat” condong ke dunia, mustahil memiliki ilmu ini dengan seempurna.

Para pemilik ilmu ajian ini adalah orang yang sangat pendiam. ‘Tapa meneng’ dan hanya boleh berbicara bila sangat terpaksa. Satu dua kalimat pun harus diucapkan dengan bijaksana. Yakni untuk menyampaikan ajaran-ajaran kebajikan yang menjadi tanggungjawab besarnya di dunia. Laku prihatin dan hidupnya harus bisa diteladani oleh orang yang pernah melihat dia walau hanya sekelebat.

Matra untuk matek ajian Bayu Bajra diingatnya di luar kepala. Itu mencerminkan jiwanya yang bebas seperti burung….

“Putune Bayu Bajra yo aku
Sing nduwe angkoso, Nduwe langit
Nduwe awang-awang
Aku mabur koyo manuk
Kemlebat koyo alap-alap
Mabur koyo bidho kang ora nate kesel
Mabur……burrr!!!!!!!!!!!
Maburku luwih banter tinimbang angen-angen..”

Itulah mantra yang dibaca oleh hamba Gusti Allah yang pernah saya jumpai di kawasan selatan gunung Semeru yang kini entah ada di mana.


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar

 

Nama Nama Batu Mustika

Nama Batu Mustika: Jenis Jenis Mustika, Batu Mustika Air, Batu Mustika Api, Batu Mustika Bambu, Batu Mustika Embun, Batu Mustika Kelapa, Batu Mustika Serai, Batu Mustika Naga, Batu Mustika Petir, Batu Mustika Halilintar, Batu Mustika Cakrawala, Batu Mustika Santet, Batu Mustika Pelet, Batu Mustika Jaran Goyang, Batu Mustika Secang, Batu Mustika Laut Selatan, Batu Mustika Sunan Kalijaga, Batu Mustika Muris, Batu Mustika Tarikan Ghaib, Batu Mustika Tembus Sukma, Batu Mustika Puser Bumi, Batu Mustika Sumur Bandung, Batu Mustika Segoro, Batu Mustika 1000 Khodam, Batu Mustika Jin, Batu Mustika Macan, Batu Mustika Harimau, Batu Mustika Keladen, Batu Mustika Elang, Batu Mustika Rajawali, Batu Mustika Linsang, Batu Mustika Ular, Batu Mustika Lipan, Batu Mustika Hitam, Batu Mustika Putih, Batu Mustika Kuning, batu Mustika Hijau, Batu Mustika Merah, Batu Mustika Khodam Wanita, Batu Mustika Khodam Cantik, Batu Mustika Gunung, Batu Mustika Emas, Batu Mustika Badar Besi, Batu Mustika Kelelawar, Batu Mustika Pohon, Batu Mustika Bunga, Batu Mustika Asli, Batu Mustika Isian, Batu Alam Goib, Batu Mustika Khodam Ganas, Batu Mustika Jaran Goyang, Batu Mustika Kalajengking, Geliga Lipan, Buntat Air, Buntat Embun